Selasa, 23 Agustus 2011

Refleksi Proklamasi, Dijajah Bangsa Sendiri

"Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas

penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota
cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama" (potongan syair Taufiq Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia)

Merdeka !!!!
Bangsa indonesia kembali merayakan hari proklamasi..hari dimana tercatat dalam sejarah merupakan hari dimana bangsa indonesia menyatakan diri bebas dari beleggu penjajahan..
Tapi kenyataannya, setelah enam puluh tahun lebih, ternyata KEMERDEKAAN itu hanya  dirasakan para elit dan orang yg dekat  dengan kekuasaan..hukum diperjual belikan..korupsi merajalela..harga-harga setiap hari melambung tinggi..
secara fisik..memang tidak ada lagi BULE lengkap dengan senjata ditangan berkeliaran di setiap sudut kota..tidak ada lagi kerja rodi..tapi itu masih mending..musuh jelas terpampang di depan mata kita..tp saat ini..semuanya serba abu-abu..penegak hukum malah melanggar hukum..kerja rodi berganti kulit menjadi kerja jutaan buruh dengan upah rendah..tidak ada pilihan hidup bagi mereka keculali keringatnya diperas dan bergelut dengan kemiskinan…
Makna bhineka tunggal ikha pun semakin buram…perkembangan teknologi dan pemerataan pembangunan hanya dirasakan SAUDARA KITA DI BAGIAB BARAT NEGERI INI…SEMENTARA BELAHAN TIMUR..masih bergelut dengan kemiskinan..masih banyak jalan yg belum di aspal..sementara kekayaan alam mereka DIKURAS TIADA HENTI…

Sebagai anak bangsa yang dibesarkan di bumi pertiwi ini, pantaskah kita sebagai calon pemimpin di negeri ini hanya bersikap apatis, cuek, pasrah dan acuh tak acuh dengan semua keadaan ini atau kita beranjak bangkit dan berkarya untuk masyarakat. Semoga kita tidak menjadi generasi yang tetap berpedoman pada arus sistem yang kurang baik di negeri ini. Harapan akan selalu ada, karena Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu yang merubahnya sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar